Kadis PKHP Ir. Erman Asnawi : 10 Agustus Kasus Pertama PMK di Maddumpa, Oktober Melonjak Tajam, Capai 400 Kasus

JURNALTIME.co.id SOPPENG- Dinas Peternakan, Kesehatan Hewan dan Perikanan (DPKHP) Kabupaten Soppeng  melakukan pertemuan Koordinasi Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Hark Cafe and Eater Malaka. Selasa, 6 Desember 2022

Kepala Dinas Peternakan, Kesehatan Hewan dan Perikanan (DPKHP)  Kabupaten Soppeng, Ir. Erman Asnawi, M.Si dalam laporannya, kami melakukan kegiatan ini untuk antisipasi melonjaknya kasus PMK, Sebelumnya 10 Agustus 2022 diramaikan kasus pertama PMK di Maddumpa, Desa Lalabatariaja dan tindakan yang kami lakukan yaitu melakukan isolasi lokasi serta pengobatan kepada sapi yang terjangkit.

Untuk kasus di Soppeng sempat zero  selama 2 bulan, namun di bulan Oktober melonjak tajam sampai saat ini mencapai 400 kasus, sedangkan kasus kematian sapi akibat PMK di Soppeng tercatat baru 1 ekor anak sapi.

PMK tidak membuat kami panik karena penyakit ini  tidak menular pada manusia. Namun ini menyebabkan kerugian ekonomi bagi masyarakat kita.

Sehingga melalui kegiatan ini, dengan melibatkan unsur TNI beserta jajarannya sampai Babinsa, Polri beserta jajarannya sampai Babikantibmas, Kejaksaan, Camat, Kades/Lurah, BPP dan SKPD terkait semoga kita dapat membangun sinergi dalam menghadapi masalah ini.

Karena kendala yang kami hadapi saat ini yaitu kurangnya respon dari masyarakat untuk menvaksin hewan ternaknya.

Sehingga diperlukan dukungan dari semua pihak untuk menggerakkan program vaksinasi, termasuk melalui edukasi dan penyuluhan.

Kepala DinasPeternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulsel, Drh. Nurlina Saking, MP dalam arahannya,
Kegiatan ini merupakan pertanda keseriusan kita dalam menangani Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), meskipun Kepala DPKHP Kabupaten Soppeng tadi menyampaikan bahwa PMK ini tidaklah menular kepada manusia namun sangat mengganggu perekonomian masyarakat peternak sehingga hal ini tidak boleh diabaikan.
Jadi keberadaan kita disini untuk membahas kendala dalam memberantas PMK ini.

Untuk masalah tenaga kerja, seharusnya ada 1 dokter hewan, paramedic 2 orang per kecamatan. Namun tenaga kesehatan hewan masih kurang di Kabupaten Soppeng sehingga dibutuhkan tambahan atau dukungan dari berbagai pihak sehingga penanganan PMK ini memiliki model pentahelix yang merupakan salah satu cara dalam mengatasi masalah dengan melibatkan lintas sektor, sehingga dibutuhkan keterlibatan sampai ke tingkat Desa.

Adapun target vaksinasi Kabupaten Soppeng yang disediakan 10.000 dosis dan sampai hari ini baru 4.620 dosis, jadi belum sampai 50 %, sedangkan untuk Sulsel sendiri baru 30%. Jadi mari kita berkolaborasi menyelesaikan target vaksinasi ini.

Yang menjadi target utama kita yakni sapi karena gejala yang muncul agak berat dibanding kambing dan babi. Sekarang kita sedang berkejaran dengan PMK, oleh karena itu mari kita membangun suatu langkah pengendalian secara realistic yang tentu untuk teknisnya akan dipimpin oleh Dinas Peternakan, Kesehatan Hewan dan Perikanan  Kab. Soppeng sehingga kami berharap soppeng bisa segera menyelesaikan PMK ini sebelum memasuki tahun 2023. Jadi target kita adalah bagaimana meningkatkan imunitas kelompok sapi yang ada di Kab. Soppeng agar tidak terkena penyakit.(m.yu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *