Ketua Tim Kepenyuluhan Kanwil Kemenag Sulsel Bahas Religiosity Mapping di Kemenag Soppeng

JURNALTIME.co.id SOPPENG- Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Soppeng Afdal, S.Ag.,MM membuka secara resmi Pembinaan Kompetensi Penyuluh Agama Islam, Selasa (30/5/23) di Aula Kantor sementara Kementerian Agama Kabupaten Soppeng di Jalan Wijaya Kecamatan Lalabata.

Kegiatan yang menghadirkan Ketua Tim Penyuluhan Kanwil Kemenag Sulsel tersebut diikuti 75 Penyuluh Agama PNS maupun Non PNS lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Soppeng.

Mengawali arahannya, Kakan Kemenag mengucapkan selamat kepada Penyuluh Agama Islam Non PNS yang lulus CAT dalam seleksi Calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (CPPPK) Tahun 2023. “Selamat kepada yang lulus seleksi CAT, dan bagi penyuluh yang belum lulus agar tidak berkecil hati karena Insya Allah ke depan semua penyuluh akan diakomodir, oleh karena itu baik Penyuluh PNS maupun Penyuluh Non PNS agar dalam menjalankan tugasnya jangan sampai kendor.

Lebih jauh Kakan Kemenag mengatakan, setiap penyuluh semestinya memahami potensi keagamaan di setiap wilayahnya, sehingga kendala seperti sulitnya ditemukan data keagamaan yang valid serta tidak adanya visualisasi data bagi seluruh stakeholder dapat ditangani.

Sementara Ketua Tim Ke penyuluhan Kanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Selatan, H. Ambo Tuo menjelaskan lebih rinci tentang program religiosity Mapping yang merupakan MoU antara Kementerian Agama Sulsel dengan Balai Litbang Agama Makassar.

“Religiosity Mapping adalah upaya kolaboratif antara Kanwil Kemenag Prov. Sulawesi Selatan dan Balai Litbang Agama Makassar untuk mewujudkan peta potensi keagamaan berbasis digital di Provinsi Sulawesi Selatan. Tentu program ini adalah supporting sistem untuk mendukung program prioritas Kementerian Agama khususnya transformasi digital” jelas Ambo Tuo.

“Sebagai program kerjasama, tentu kami berharap partisipasi Kemenag Kab/Kota untuk mendukung program tersebut, dengan langkah pelibatan SDM Kemenag khususnya Penyuluh Agama sebagai pengumpul data lapangan” paparnya.

Ia menjelaskan media pengumpulan data akan menggunakan aplikasi Appsheet berbasis android dengan sistem online dan realtime yang dengan mudah dioperasikan.

“Proses update data berlangsung saat itu juga setelah enumerator melakukan pemutakhiran data melalui smartphone-nya, kalau pun delay, perubahan data paling lambat terjadi dua sampai tiga menit setelah penginputan dilakukan” pungkasnya. (afr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *