Petani Soppeng Panen 7 Kali dalam 2 Tahun Berkat Pompanisasi Listrik Pribadi

SOPPENG – Inovasi sederhana yang dilakukan seorang petani di Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng, berhasil membuahkan hasil luar biasa. Dengan memanfaatkan pompanisasi berbasis listrik pribadi, Hamriadi, petani asal Desa Panincong, mampu mencatat hingga tujuh kali panen dalam kurun waktu dua tahun terakhir.

Biasanya, petani hanya bisa menunggu satu hingga dua musim tanam setiap tahunnya. Namun, Hamriadi mampu mempersingkat jeda tanam. Hanya berselang empat hari setelah panen, ia sudah kembali menggarap sawahnya. Hal ini membuat proses tanam dan panen berjalan lebih cepat dibandingkan pola tradisional.

Sawah seluas kurang lebih dari dua hektare yang ia kelola kini tidak lagi bergantung pada air hujan semata. Pasokan air yang stabil berkat pompanisasi listrik membuat lahan pertanian tetap subur sepanjang tahun. “Air lancar, jadi sawah tidak pernah kekurangan,” ujarnya saat ditemui di lokasi persawahan Labuleng dan Lawajue, Desa Panincong, Selasa (19/8/2025).

Dari hasil panennya, rata-rata Hamriadi mampu mengumpulkan sekitar 90 karung gabah setiap kali panen. Dengan biaya operasional sekitar Rp5 juta tiap kali turun sawah, ia mengaku hasil yang diperoleh masih sangat menguntungkan.

Ia menuturkan, keberhasilan ini berkat keputusannya beralih ke pompanisasi listrik sejak dua tahun lalu. “Selama dua tahun terakhir pakai dinamo listrik, hasilnya jauh lebih cepat dan lebih baik,” ungkapnya penuh syukur.

Keberhasilan Hamriadi menjadi bukti bahwa pemanfaatan teknologi sederhana di sektor pertanian dapat meningkatkan produktivitas sekaligus kesejahteraan petani. Harapannya, inovasi seperti ini bisa menjadi inspirasi bagi petani lainnya di Soppeng untuk memaksimalkan potensi lahan pertanian mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *